7/18/2014

Jenis-Jenis Glatik Batu di Indonesia

Mr Kicau sebelumnya telah menyampaikan artikel tentang Jenis Jenis Burung Rambatan, Jenis Jenis Burung Kenari Terpopuler, kali ini saya ingin berbagi catatan tengan Jenis Jenis Glatik Batu yang ada di Indonesia agar bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan yang ingin membedakan glatik. Artikel ini merupakan kutipan Mr Kicau dari web ronggolawe, Simak! semoga bermanfaat.

Sampai saat ini masih terjadi beberapa kerancuan mengenai Gelatik batu. Masih banyak yang menganggap gelatik batu berbeda dari gelatik wingko. Selain itu, para ornitholog di dunia pun terkadang meletakkan gelatik batu yang ada di Indonesia sebagai subspesies dari gelatik batu  sejati (Parus major), dengan nama ilmiah Parus major cinereus. Tetapi ada juga yang menganggapnya spesies tersendiri, Parus cinereus, dengan beberapa subspesies di dalamnya. Nama Gelatik batu, pengertiannya adalah sebutan untuk semua spesies yang termasuk dalam genus Parus. Secara keseluruhan ada 24 spesies dalam genus Parus di seluruh dunia. Di antara spesies gelatik batu tersebut, yang paling popular adalah gelatik batu sejati (Parus major), yang terdiri atas 14 subspesies. Spesies ini banyak dijumpai di Eropa, Asia Barat daya, Timur Tengah, dan Afrika.

Gelatik batu yang ada di lereng Merapi sebenarnya sama seperti gelatik batu di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Artinya, bisa juga disebut sebagai gelatik wingko. Gelatik batu di Sumatera dan Kalimantan masih satu spesies dengan gelatik batu di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, tetapi memiliki beberapa perbedaan kecil sehingga ditetapkan sebagai subspesies tersendiri. Subspesies ini juga bisa disebut sebagai gelatik batu, tetapi (mestinya) bukan termasuk gelatik wingko jika pengertian gelatik wingko adalah Parus cinereus cinereus. Hampir semua jenis gelatik batu yang termasuk dalam spesies Parus cinereus hanya dijumpai di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Baratdaya (Afghanistan, Turkmenistan, Tajikistan), serta tidak dijumpai di Eropa maupun Afrika.

Gelatik-batu-sejati-(Parus-major) 
Gelatik batu sejati (Parus major)

Indonesia memiliki tiga jenis gelatik batu, Dulu ketiganya dimasukkan sebagai salah satu subspesies dari Parus major, dengan nama ilmiah Parus major cinereus. Tetapi mengingat beberapa perbedaan morfologi dan wilayah persebarannya, ketiga jenis gelatik batu asal Indonesia ini dikelompokkan dalam spesies tersendiri dengan nama Parus cinereus, tetapi hanya menjadi subspesies.

Parus cinereus terdiri atas 13 subspesies tersebut. Tiga jenis di antaranya terdapat di Indonesia, yaitu: 
  • Parus cinereus cinereus : habitat di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
  •  Parus cinereus ambiguus : habitat di Sumatera (dan Semenanjung Malaysia).
  •  Parus cinereus sarawacencis : habitat di Pulau Kalimantan, terutama di wilayah barat laut.
    (Ali Grt)

Gelatik-batu-(Parus-cinereus-cinereus) 
Gelatik batu (Parus cinereus cinereus)

Gelatik-batu-asal-Sumatera-(Parus-cinereus-ambiguus) 
Gelatik batu asal Sumatera (Parus cinereus ambiguus)

Itulah Jenis-Jenis Glatik Batu yang begitu populer di Indonesia, dan menurut saya Glatik Sumatera dan Jawa adalah jenis glatik yang paling sering kita temukan di pasar burung maupun di alam liar.

7/16/2014

Mengenal Burung Glatik Batu (Glawing)

Burung Glatik Batu, Glatik Wingko (Glawing) adalah spesies yang berbeda dengan Glatik Jawa, meskipun memiliki nama yang sama tapi pada kenyataannya makanan dari burung ini juga berbeda. Glatik Batu (Parus cinereus cinereus ) Sunda : Jingjing tereup, Inggris : Great tit sama sekali tidak ada hubungan kerabat dengan burung gelatik jawa (Padda oryzivora) .  Kalau Gelatik Jawa adalah sebangsa burung pipit yang dalam bahasa Inggris di sebut Java Sparrow, yang makanannya biji-bijian dan sudah bisa dikembangbiakan oleh Manusia sampai sudah keluar hasil-hasil mutasinya dalam berbagai fariant. Sedangan gelatik batu termasuk burung pemakan serangga – serangga kecil. Kesamaan dari jenis burung ini hanyalah satu, yaitu sama-sama suka membikin sarang di lobang-lobang pohon.  


Burung gelatik batu perawakannya kecil dan punya kicau bagus yang tidak kalah dengan burung kicauan jenis lainya, Burung Gelatik Batu punya ciri khas unik dan mudah dikenali. Hal yang membuat burung ini cepat populer adalah perawatan yang relatif mudah, sifatnya yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, serta suaranya yang cocok sebagai  master bagi burung-burung berkicau lain semacam kenari, branjangan, pakling, tledekan, pleci dan lain-lain. Dari sisi klasifikasi biologi, gelatik batu termasuk dalam genus Parus. Gelatik batu ini adalah salah satu dari 34 subjenis dari gelatik batu di seluruh dunia.

Ciri-ciri Burung Gelatik batu :
Tubuh berukuran kecil kira kira kurang lebih 13 cm. warna tubuh burung ini berwarna hitam, abu-abu dan putih, pada areal kepala dan kerongkongan berwarna hitam serta terdapat bercak putih disisi muka. terdapat strip putih pada sayapnya.  Perbedaan pada burung gelatik batu jantan adalah terletak pada  garis hitam yang melingkari leher memanjang ke dada sampai ekor. Sedang kan pada betina garis hitam tersebut hanya sampai dada saja, Termasuk sangat mudah untuk dapat membedakan burung jantan dan betina kususnya untuk para pemula. Walaupun pada burung gelatik batu muda juga sudah terdapat ciri garis hitam ini khususnya pada burung  jantannya, walaupun warna tersebut agak samar. Jadi walaupun kita mendapatkan bakalan muda hutan, kita dapat langsung membedakan antara burung betina atau burung jantan.

Burung jenis ini berkarakter energik dan lincah, aktif bergerak naik turun di pucuk pohon atau areal tanah. Burung jenis ini juga senang berburu makanan bersama dalam kelompok atau koloninya atau berpasangan, dialam liar jenis burung tersebut memakan berbagai jenis serangga. Umumnya burung jenis ini berkembang biak pada bulan april-juni. Suara Gelatik  batu nyaring dengan kicau cerecetnya panjang dan memiliki nafas yang kuat.

Mr Kicau pernah merawat burung Glatik Batu, meskipun telah jinak namun burung ini tetap saja sangat aktif naik turun pangkringan dan bergelantungan. Berkicau sambil tak pernah berhenti bergerak adalah prilaku dari burung ini. 

Glatik Wingko ini adalah salah satu kekayaan hayati tanah air kita Indonesia, mari kita jaga kelestariannya dengan melakukan penangkaran, karena menangkarkan burung itu memanglah asyik selain untuk hobi juga bisa menjadi ladang bisnis yang menjanjikan.

Rawatan Harian Burung Rambatan Biar Gacor

Cara Merawat Burung Rambatan pada umumnya tidak beda jauh dengan burung berkicau lainnya, namun merawat burung rambatan bakal lebih mudah bila dibandingkan dengan merawat Burung Cililin. Sebelum membahas tentang Rawatan Harian Burung Rambatan biar rajin bunyi atau gacor, ada baiknya bila kita mengulas secara singkat tentang Burung Rambatan.

Sekilas Tentang Burung Rambatan

Burung Rambatan atau Velvet-fronted Nuthatch ( Sitta frontalis ) adalah burung kecil bersuara tajam yang sering digunakan untuk memaster burung - burung kicauan agar memiliki suara kicauan yang lebih tajam misalnya Lovebird, Kenari, Cendet, Anis Merah, Anis Kembang dan Muray Batu. Meski bertubuh kecil namun suaranya crecetannya terdengar nyaring sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai burung masteran untuk burung-burung yang sudah saya sebutkan diatas.

Rambatan yang termasuk dalam kelompok Sittidae ini memiliki beberapa spesis yang menyebar di seluruh dunia termasuk indonesia, sedangkan yang dikenal di indonesia dan malaysia adalah :
  •     Blue Nuthatch (Sitta azurea)
  •     Velvet-fronted Nuthatch (Sitta frontali )
 inilah Rawatan Harian Burung Rambatan Biar Gacor :
  • Jangkrik 3 ekor Pagi dan Sore, Kroto bisa diberikan dua hari sekali jika burung sudah makan voer, jika belum makan ver kroto bisa diberikan setiap hari dengan dicampur voer lembut.
  • Berikan makanan Voer secukupnya saja karena burung ini terkenal sebagai burung yang gemar makan, sehingga kalau kebanyakan makan voer burung akan cenderung kegemukan dan mengakibatkan malas berkicau.
  • Mandi diberikan dua hari sekali
  • Penjemuran selama setengah hingga satu jam saja, mengingat burung ini bertipe dingin atau menyukai suhu yang dingin atau sejuk.
  • Jika memiliki rambatan betina bisa digantung berdampingan agar burung lebih rajin berkicau.
  • Jangan lupa selain memberi tangkringan berikan juga batang kayu dalam posisi miring atau vertikal karena burung ini gemar memanjat atau merambat di pohon, karena itulah disebut rambatan.
Dengan perawatan yang rutin dan memberikan yang terbaik pada Burung Rambatan, burung ini akan menjadi burung yang andal untuk masteran, sayangnya untuk meningkatkan pamor dari burung rambatan, sampai saat ini saya belum  menemukan EO yang membuka kelas Rambatan dalam suatu Latber atau Lomba.